Sabtu, 12 Maret 2011

Mencari Alasan...




ikhlasnya hati tidak pernah disalah arti
tulusnya cinta tidak pernah Engkau hargai
berlalu pergi dengan kelukaan ini
ku mengalah
 ku bersalah

berpaling muka bila saling bertatap mata
seolah kita tiada pernah saling menyinta
mencari sebab serta mencari alasan
supaya tercapai hasratmu


manis dibibir
memutar kata
malah kau tuduh akulah segala penyebabnya
siapa terlena pastinya terpana
bujuknya rayunya suaranya 
yang meminta simpati dan harapan...


engkau pastinya tersenyum
dengan pengunduran diriku
tetapi bagi diriku
suatu ketenangan

andainya kita terus bersama 
berlum tentu kita bahagia
selama tidak kau rubah 
cara hidupmu

ada baiknya bila tidak lagi bersama
terasa jauh diriku ini dengan dosa
aku tinggalkan walau tanpa kerelaan
yang nyata kau tidak mengubah...

katakan apa yang kau ingin
selagi kau dapat berkata
memang begini sikapmu
semenjak dahulu...

* * *


Jakarta, 12 Maret 2011

Kamis, 10 Maret 2011

Invasi Tokoh Komik ke Dunia Wayang (I)

Prolog

Arjuna hanya bisa terdiam tak menyangka, saat serangan terakhir Son Goku menembus tubuh besar Bima, kakaknya nomor dua hingga terjerembab ke tanah... Bukan hanya itu, Gatot Kaca pun tak kuasa menahan sedih dan haru melihat tubuh Ayahnya melayang tak berdaya. Begitu juga dengan Baladewa, salah satu tokoh wayang terkuat hanya bisa menatap tanpa daya. Duryodana, sang Raja Hastinapura yang menjadi musuh abadi Bima ikut kaget melihat rival terbesarnya tewas.

Bezita, Spiderman, Joker Asterix serta Doraemon juga saling melirik dengan raut wajah kaku.

Hanya Sri Kresna yang diam tanpa ekspresi apapun...

Bima atau dikenal juga dengan Wrekudara 


* * *

"malam sebelum datang badai, langit terasa tenang"

Langit yang cerah di Negeri Dwarawati (Dwaraka), terasa damai dan tenang. Begitu juga dengan kehidupan rakyat dan para penghuni istana. Bahkan burung pun seolah seperti berbahagia menyambut datangnya hari panen.

Padahal saat ini Sri Kresna sedang bingung, karena sudah beberapa hari memikirkan sesuatu yang sangat mengusik batin. Entah kenapa juga dalam Kerajaan Dwaraka, Indraprhasta, Mandraka, dan juga Hastinapura terasa sangat damai dan sunyi. Begitu juga dengan Khayangan, tidak ada suatu peristiwa apapun. Dewa-Dewi disana terlihat santai, adem ayem serta bahagia.

Tapi inilah yang teramat mengusik pikiran Sri Kresna, ia berpikir keras ada apa gerangan sampai suasana menjadi tenang begini. Karena ia merasa justru ada yang sangat aneh dan firasatnya mengatakan akan terjadi sesuatu yang teramat buruk yang akan menimpa dunia wayang.

Akhirnya ia segera beranjak untuk semedi, meminta petunjuk dari Dewa agar dapat mengetahui apa penyebab semua ini.

* * *

Sementara itu di Jonggringsalaka terjadi perdebatan seru antara Batara Guru dengan Batara Narada, pemicunya adalah laporan dari Batara Surya tentang adanya titik yang datang sekilas mendekati alam khayangan ini. Tetapi setelah diperiksa oleh Batara Indra dan Batara Bayu, tidak ada satupun yang mencurigakan. Sementara itu, tak lama kemudian datanglah Wisanggeni dan Antasena, mereka adalah dua tokoh wayang terkuat (1) selain Antareja dan Baladewa. Mereka mengabarkan bahwa di khayangan Gondomayit, tempat Batara Kala bersemayam, terdapat sebuah benda aneh yang tidak diketehaui asal-usulnya. Karena setelah diperiksa sekitar tidak ada orangpun yang tampak

Hingga menjadi gemparlah seisi Khayangan, bagaimana tidak kaget kalau benda itu tiba-tiba melintas lewat Jonggringsalaka begitu saja. Tanpa diketahui seluruh Dewa yang berada tepat didepannya. Apalagi tempat asalnya benda aneh itu adalah Gondomayit, daerah gelap dimana Batara Kala berada!

* * *

Sang Hyang Antaboga, dewa ular penghuni dasar bumi, yang menjadi Mertua dari Bima sekaligus Kakek dari Antareja. Tiba-tiba terbangun, bukan karena mimpi ataupun ada tamu yang menghadap ke istananya. Tetapi ia merasakan ada seseuatu yang tidak beres diantara penghuni alam bawah tanah tersebut. Ia melihat, seolah-olah kawanan Ular dan binatang melata banyak yang sedang kebingungan juga tidak menentu.

Ia segera melakukan kontak batin dengan Batara Baruna, sang Dewa Samudera. Untuk menanyakan apakah merasakan hal yang sama tentang didasar laut. Ia juga segera memanggil Cucunya, yaitu Antareja untuk memberitahu Bima dan Pandawa lainnya tentang firasat takdir ini...

* * *

Sementara itu di Istana Indraprhasta, anggota Pandawa sedang memikirkan bagaimana caranya merebut kembali negara mereka yaitu Hastinapura dari tangan Kurawa. Mereka sudah melakukan banyak cara, agar perebutan negara tidak sampai terjadi pertumpahan darah. Tetapi Duryodana (Suyudana) tetap saja tidak mau berdamai apalagi memberikan separuh hak tanah milik Pandawa, barang sejengkal pun. Meskipun sudah diberikan nasihat dari banyak orang, terutama Bisma dan Widura. Tetapi hasilnya tetap saja nihil...

Sampai akhirnya mereka melakukan langkah terakhir, yaitu akan mengutus Sri Kresna ke istana Hastinapura untuk berunding dengan Kurawa dan terutama dengan Patih Sengkuni yang licik itu.

* * *
Bersambung.



___________________________________________________________
Maaf, cerita ini hanya Fiktif belaka! Nama dan Peristiwa serta kejadian hanyalah karangan Penulis.
Cerita ini dibuat untuk menyemangatkan Generasi Penerus, agar tidak melupakan tokoh Wayang Asli dari Indonesia dibandingkan dengan tokoh Kartun dari Amerika, Eropa serta Jepang...

Sumber Nama Tokoh, Tempat dan Kejadian: Wayang Versi Jawa
Sumber Cerita Wayang: Wikipedia
Sumber Foto: Wikipedia dan Google
____________________________________________________________


(1) Menurut beberapa versi yang saya tahu, tokoh wayang terkuat adalah Antasena, Antareja, Wisanggeni dan Baladewa. Mereka tidak ikut berperan ketika perang Baratayudha terjadi. Karena siasat oleh Sri Kresna.




Selasa, 08 Maret 2011

Statusbooks, Situs Jejaring Sosial Terlengkap di Indonesia?

Statusbooks, apa itu...?
Pada awalnya saya sama sekali tidak Ngeh, dengan situs jejaring sosial ini. Karena saya telah mempunyai banyak akun di situs-situs lainnya. Seperti Facebook, Twitter, Friendster, My Space, ataupun yang dari Indonesia, Koprol.
Tetapi setelah saya lihat beberapa tautan di Grup Statusbook Community, masih belum tertarik juga. Bukan apa-apa, saya merasa kalau terlalu banyak akun di jejaring sosial terkadang saya lupa sama password, hingga kebanyakan akun saya lenyap begitu saja...
Nah, sekitar beberapa hari yang lalu, akhirnya saya penasaran juga dengan situs yang didirikan Bang ASA itu. Dan coba-coba untuk mendaftar masuk. Setelah mengisi form pendaftaran, akhirnya saya tiba di beranda dan disambut dengan kata Mutiara:

1299402878940925482
Halaman Awal Statusbooks, Inovatif dan cantik...


Dialog mengalir bebas memungkinkan Anda mengirim pesan, gambar, dan video ke siapapun! Statusbook membantu anda terhubung dan berbagi dengan orang-orang dalam kehidupan Anda.

Tagline yang Keren dan Inspiratif...
Apalagi saat saya klik profil sendiri, ternyata ada lagunya?
Wow, sebuah situs jejaring sosial yang komplit.
Bisa Update status, Ngetweet, Kirim Pesan, Kirim Foto atau Video, atau Kirim Link, juga sambil Mendengarkan Musik...!!!
Terus juga ada Like & Dislike, Profil Gallery dan Chatbox (Insya Allah menurut Bang Asa, Pendirinya; minggu depan sudah dapat  dinikmati)
Dalam hati, saya pikir ini adalah situs jejaring sosial terlengkap di Indonesia?

1299398271191064300
Statusbooks Beranda, Interaktif dan sangat Menarik.
Tampilan Beranda, Profil, Teman, Grup serta Kiriman dari Anggota lainnya sangat memukau, kesannya indah dipandang dan sedap untuk dilihat. Seperti kekaguman yang ditulis oleh Mbak Mariska Lubis di Kompasiana kemarin.
Memang ini bukanlah Situs asli bikinan Bang Asa dan Kawan-kawan, (Menurut Pernyataan Resmi). Tetapi setidaknya situs ini suatu saat bisa menjadi salah satu Situs Jejaring sosial Lokal terbesar di Indonesia, tidak sekedar alternatif saja. Dapat juga melihat grafiknya di Alexa Ranking yang selalu naik. Dan tidak kemungkinan akan menggeser situs jejaring sosial lainnya.
Tiada gading yang tak retak, meskipun banyak kelebihan yang diberikan oleh situs jejaring ini. Bukan berarti tidak ada kekurangannya. Seperti tampilan header yang terlalu mirip dengan Facebook juga versi mobile yang masih agak lambat. Tapi, disamping itu tidak ada kekurangan yang berarti, bahkan saya pikir situs ini sangat Keren dan Menarik (menurut saya pribadi).
Saya sudah, Keluarga dan Adik saya juga sudah daftar, Teman-teman yang lain juga sudah...
Anda?
* * *
___________________________________________________________________________
Maaf, Tulisan ini bukan bermaksud Promosi...!
Hanya sebagai ungkapan kekaguman Pribadi saya terhadap situs ini;
Bukankah sesama Manusia harus saling Berbagi, Bersosialisasi dan Berinteraksi...
Foto: Dokumen pribadi (www.statusbooks.com/Choirul_Huda)
___________________________________________________________________________
* * *

Minggu, 06 Maret 2011

Catatan Ringan Choirul Huda II - Menulis itu Mudah? Kata siapa... (Butuh waktu yang tepat untuk menerbitkan tulisan)

Menulis itu Mudah? Kata siapa…

4. Boro-boro mudah, yang ada hanyalah ribet dan makan waktu yang tidak sedikit. Ilustrasinya sebagai berikut, setiap saya menulis sekarang melalui Word, terus dilanjutkan ke Kompasiana atau blog pribadi saya sendiri. Nah disini, saat pengeditan ini yang bikin mumet, karena harus membaca ulang tulisan dari awal hingga akhir, belum lagi mesti mempelototi huruf demi huruf supaya jangan sampai salah (Malu kan apabila, tulisan sudah saya terbitkan di kompasiana, eh ada pembaca yang komentar gara-gara salah ketik, tadinya kata Congkak, menjadi Congklak, lebah menjadi LEBAY... Atau juga kalimat malam yang syahdu menjadi malam yang syahwat? Waduh bisa-bisa saya dicap sebagai penulis kacangan, ataupun disebut sebagai tukang Copy Paste tulisan orang lain.

Belum lagi saat kita mau mencari foto di google untuk ilustrasi artikel, kan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Pertamanya mencari satu foto dari ribuan foto yang ada di mesin pencari paling terkenal sejagat itu, memerlukan sekitar 5-10 menit, bahkan lebih (tergantung provider yang dipakai, atau saat jam-jam tertentu yang tidak sibuk). Terus kedua mendownloadnya untuk disimpan di file computer memerlukan sekitar 2-5 menit. Ketiga menguploadnya dari file ke tulisan, ini juga butuh waktu sekitar 10 menit. Dan keempat menambahkan keterangan difoto tersebut, kalau ini cepat Cuma butuh waktu tidak sampai 1 menit. 

Gampang...?

* * *

Menulis itu Mudah? Kata siapa…

5. Harus punya jiwa seni dan tahan mental supaya tidak tergoda hal-hal yang tidak berkaitan dengan tulisan tersebut.

a. Ketika menulis jangan sambil buka Facebook apalagi Chatting, bisa-bisa bukannya sibuk mikir buat membikin artikel, yang ada malah keenakan chatting! Apalagi kalau teman chatting itu Cewek, masih muda lagi. Yang ada, sebelum teman chatting itu berhenti, saya tetap saja mengajaknya ngobrol. Dan tulisan yang sudah jadi, hanya disimpan di draft, serta tinggal kenangan belaka.

b. Usahakan ketika sedang menulis tidak sambil nonton bola, apalagi nonton film yang panas, nantinya ditakutkan, tangan mah ngetik di keyboard, mata menuju layar tv, dan pikiran entah kemana… Entah mikirin Cristiano Ronaldo, atau mikirin Tuan Prabu, bahkan yang gawat mikirin tentang Bi Surti…!

Seperti saat hari rabu yang lalu, saat itu pertandingan Liga Champions antara Arsenal vs Barcelona, sejak awal saya niatin nonton bola itu hanya sekadar saja, karena ingin segera menyelesaikan 3 tulisan dari rencana 7 cerita tentang Suka dan Duka selama bekerja di Tambang Batubara, sebelum jam 5 pagi (Oh ya, saya suka sekali menerbitkan tulisan di Kompasiana sekitar jam 4 - 7  pagi, karena disaat-saat itu banyak Kompasianer yang sudah bangun. Dan tentunya sarapannya langsung tertuju ke Kompasiana. Apalagi jam segitu adalah pikiran masih fresh, siapa tahu saja Admin membaca tulisan saya terus dijadiin Headlines, atau Highlight atau juga malah dimasukkan sebagai artikel yang Terekomendasi, dan artikel paling lumayan versi Admin).

hasil dari tulisan pagi yang tak disangka banyak dibaca kompasianer


Dari menit pertama saja pandangan saya sudah beralih ke layar tv, bukan karena saya suka akan aksi Lionel Messi, juga bukan karena saya penggemar The Gunners, tapi karena saya sangat Membenci Barcelona! Saya berharap banget bahwa Barca kalah, dan terbukti deh. (Maaf ya bagi Anda atau Kompasianer penggila El-Barca, jujur itu mahal harganya. Dan kebetulan saya sedang bicara jujur, bahwa saya sakit hati kalo melihat Barca menang…). Hingga akhirnya, sampai menit terakhir skor 2-1, saya masih anteng didepan tv, sementara laptop tetap saja menyala tanpa saya sentuh sekalipun.  Mungkin andai Laptop itu bisa ngomong, ia akan sakit hati, sebab giliran ada bola, dia saya cuekkin .^_^

Setelah pertandingan berakhir baru saya beralih pandangan ke laptop tercinta ini. Ya, kembali ke Laptop, kalo kata Om Tukul!!!. Oh iya, saya belum bercerita kalo Laptop kesayangan saya yang berlambang Q ini adalah...

Lanjut lagi tentang bola, setelah pertandingan selesai saya bukannya kembali menulis, malah membuka situs olahraga yang memberitakan hasil pertandingan Liga Champions lainnya. Huuuf…
Baru deh setelah puas lihat-lihat hasil pertandingan serta membuka Facebook sebentar (What???). Saya benar-benar fokus menulis, karena sudah sedikit lelah maka dengan terburu-buru banyak ide dan kenangan yang terlupakan ditulisan tersebut.

c. Usahakan juga ketika menulis jangan sambil mendengarkan musik, apalagi sambil memakai handset. Soalnya antara Indera Penglihatan dengan Indera Pendengaran menjadi tidak padu, yang ada saat mata serius menatap di layar computer, telinga keasyikan mendengarkan lagu, eh yang parah lagi adalah tangan dan kaki malah menghentakkan lantai seperti mengikuti irama lagu!

Saya punya pengalaman pribadi saat mengetik sambil memakai handset ketika mendengarkan lagu “Smells Like Teens Spirit” dari band favorit saya, Nirvana. Pertama saya menyetel dengan volume yang biasa, karena sudah Reff, maka saya meninggikan volumenya sampai batas maksimal. Eh, bukannya menambah semangat untuk nulis, yang ada malah tangan saya gendang-gendang meja, terus kaki saya menghentakkan lantai dengan keras, sambil teriak-teriak “Hello, hello, hello… How lou…”. Sampai akhirnya terhenti, ketika sebuah tangan lembut tapi keras dari Ibu, mendarat di kepala saya. Beliau marah karena sudah tengah malam, saya malah teriak-teriak tidak karuan…

Tapi mendengarkan lagu yang slow apalagi cinta juga bukan berarti nambah semangat buat nulis, kemarin saat saya menulis tentang “Suka dan Duka bekerja di tambang batubara II (BArang TUhan BAgi RAta = Batubara?” Saya menyetel lagu Ratih Purwasih yang berjudul Kau Tercipta Bukan Untukku, lagu lama tahun 70-80an. Memang sih awalnya biasa saja, tetapi lama kelamaan tangan ini malah diam, dan pikiran menjadi melayang ke ingatan masa lalu. Huuf, yang ada jadi berbayang saat-saat masih bersama si Dia, apalagi saat liriknya yang berbunyi:

Jangankan untuk bertemu, memandang pun saja tak boleh
Apalagi bernyanyi bersama bagai dulu lagi
Jangankan mengirim surat, menitip salam pun sudah tak boleh
Ternyata memang kau tercipta bukan untukku…

Hi hi hi, kalau inget kemarin jadi lucu. Niat mah menulis dengan diiringi lagu klasik, eh yang ada malah jadi membayangkan saat-saat bersama pacar saya dulu. Alhasil buyar semua ide yang mau saya tuangkan lewat tulisan.

Untung saya langsung menyeduh kopi dan menghisap sebatang rokok untuk mengalihkan pikiran saya, supaya otak saya ini tetap fokus untuk menulis…

* * *
Menulis itu Mudah? Kata siapa...

6. Menulis itu adalah Seni, dan sebuah seni itu relatif. Baik atau buruk tulisan tergantung yang membaca, bukan yang menulisnya sendiri. Seperti juga Kritik ataupun Komentar Negatif, itu tidak membuat saya patah arang. Justru semakin membuat saya tambah semangat, ingin membuktikan bahwa inilah tulisan saya yang telah diperbaiki.

"PYD" dapat Highlight


Seperti halnya, saat saya membikin tulisan "Putri yang Ditukar", saya sendiri kaget dan tak percaya bahwa tulisan yang biasa saja dapat masuk ke kolom Highlight, Menarik, apalagi Terekomendasi, serta dibaca oleh lebih dari seribu Kompasianer. Padahal menurut saya, tulisan itu hanya iseng-iseng saya buat karena sebal melihat dirumah Keluarga pada nonton sinetron, akibatnya saat ada siaran bola atau film saya tidak bisa nonton dan terpaksa harus mengungsi ke rumah teman...

Saya Bangga? Jelas Tidak! Bukan karena tulisan saya tidak masuk kolom HEADLINE, tapi karena saya sendiri merasa tulisan saya yang lain masih lebih baik daripada "Putri yang Ditukar". Seperti tulisan berjudul 500 meter dari Istana Negara, Mengejar Bayang-bayang Merah, atau Ah, semua karena Judi.

Yaaah, mungkin menurut Admin atau Kompasianer lain, ketiga tulisan saya diatas kurang begitu menggigit. Atau bisa jadi karena waktu terbitnya kurang tepat. Selama saya belajar nulis di Kompasiana ini, baru satu kali tulisan saya diganjar Headline, yaitu pada  "Sore hari Jakarta dihuni Bangsa barbar...", dan kapan waktu terbit tulisan itu?

Ternyata pagi hari, Pukul 04:28 wib...!

Juga diRekomendasikan Admin Kompasiana...


* * *

Menulis itu Mudah? Kata Siapa...

7. Menulis juga harus Konsisten dan tidak setengah-setengah (Jujur, dibagian ini saya mengaku kalah, sebab saya itu tidak bisa menulis konsisten, hanya tergantung Mood atau pikiran lagi tenang).

* * *

Menulis itu Mudah? Kata Siapa...
Bersambung.

_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
Catatan Ringan Choirul Huda III Tamat - Menulis itu Mudah kata Siapa... (Antara Bang ASA, OM Jay dan Bang Erianto Anas)