Rabu, 23 Februari 2011

Kisah Ibuku yang dibantu Insulin untuk melawan Diabetes...

Sudah lebih dari setahun belakangan ini Ibuku menderita Diabetes atau Kencing manis, dan selama ini Beliau selalu bertahan dengan kondisi tubuhnya dengan kadar gula yang naik turun. Beliau kakinya sempat mengalami luka hingga bolong, gara-gara terkena pecahan beling. Sudah begitu, sewaktu kejadian, kadar gulanya sedang tinggi, lebih dari 500 mg/dl. Padahal batas maksimal seseorang terkena Diabetes adalah 150-200 mg/dl*.

Kejadiannya, pada 21 November 2009. Saat itu Ibuku tidak sengaja menginjak pecahan Asbak yang terbuat dari kaca. Karena beliau merasa tidak apa-apa, hanya luka sedikit berdarah. Ibuku menganggap hanya luka biasa yang bisa diobati dengan obat merah dan plester. Tetapi setelah beberapa hari kemudian beliau merasa ada yang tidak beres dengan kondisi tubuhnya, setiap malam beliau menggigil dan demam. Akhirnya Ibuku memeriksakan diri ke dokter umum, hingga beberapa kali periksa. Awalnya Ibuku hanya dinyatakan sebagai demam biasa dan diberikan obat anti biotik. Sampai beberapa hari kondisi Beliau tidak juga mengalami perbaikan, dan pada malam berikutnya Beliau mengalami sakit yang parah hingga Keluarga berinisiatif memanggil Dokter pada pukul 01 dini hari. Setelah diperiksa Dokter, kemudian Ibuku disarankan untuk melakukan perawatan di sebuah RS di Jakarta Barat.

Saat pertama kali ingin dioperasi

Sore itu juga, pada malam Iedul Adha kami membawa Ibu ke Rumah sakit untuk dirawat. Dan oleh Dokter disana, beliau disarankan untuk melakukan Operasi, karena luka di kakinya sudah semakin parah. Telapak kaki sebselah kiri, sudah bolong hingga melebar ke mata kaki (Gangrein). Akhirnya Ibuku melakukan perawatan selama dua minggu lebih di Rumah sakit. Ibuku diketahui memiliki kadar gula yang sangat tinggi, 500 mg/dl. Dan Oleh Dokter disana, Ibuku disuntik dengan Insulin untuk menurunkan kadar gulanya yang sangat tinggi. Selama dirawat, beliau juga diberi makanan dengan asupan gizi lengkap yang sangat baik untuk penderita Diabetes, juga di beri Albumin untuk menambah daya tahan tubuhnya.
Saat dibedah di RS Immanuel, Bandung

Setiap pagi saya melihat kaki beliau yang luka dibersihkan dan diberi plester untuk menghisap nanah atau membersihkan luka. Sampai dua minggu lebih beliau dirawat di Rumah sakit, karena kondisi tubuhnya sudah sedikit membaik ditambah dengan keuangan agak menipis dan kami tidak sanggup lagi untuk membayar biaya pengobatan yang lumayan mahal, maka kami sekeluarga memutuskan untuk membawa beliau pulang ke rumah untuk melakukan rawat jalan.

saat beberapa minggu setelah rawat jalan

Kami memutuskan untuk pindah ke Bandung dan menginap sementara di rumah saudara di kawasan Antapani dan Cibiru. Disana Ibuku disarankan untuk melakukan rawat jalan di sebuah Rumah sakit didaerah Kopo. Akhirnya Ibuku melakukan pengobatan rawat jalan dengan jangka waktu dua kali dalam seminggu. Rawat jalan itu kami lakukan hingga Maret, dengan intensitas 2 x perminggu, hingga selepas maret Ibuku disarankan untuk hanya melakukan pengecekan kesehatan sebulan sekali.

Luka di kaki sudah mulai mengecil (maret 2010)

Alhamdullilah, setelah melakukan rawat jalan secara rutin, kondisi Ibuku sudah mulai membaik, dahulu selama dirawat di rumah sakit, tidak bisa apa-apa, melakukan kegiatan hanya diranjang sembari tiduran. Kemudian mulai bisa bergerak dengan memakai kursi roda, terus berlanjut dengan memakai tongkat penyangga. Sampai kemudian Ibuku benar-benar dinyatakan pulih oleh Dokter dan bisa berjalan kembali seperti sedia kala.

Dibersihkan dirumah

"Oh ya, ada kejadian haru saat Saya dan Ibuku hendak berobat ke Rumah sakit. Waktu itu pukul 05 pagi saya berangkat dari rumah menuju stasiun gambir untuk naik kereta ke jurusan Bandung. Setelah sampai lobi, tiba-tiba kami didatangi oleh beberapa Satpam dengan tatapan heran. Kami juga saat itu kaget, sampai akhirnya salah satu dari Satpam itu bilang bahwa ia tidak menyangka kondisi Ibu saya sudah pulih kembali. Soalnya kata Sang Satpam itu, penyakit diabetes, apalagi yang menyerang kaki sangat lama untuk disembuhkan. Tapi tiba-tiba Ibuku dilihatnya sudah bisa berjalan kembali. 
* * *
Memang sebelumnya jika Kami datang ke Stasiun Gambir, Ada saja Satpam yang selalu menyediakan kursi roda dan menjalankan lift agar Ibu saya bisa naik ke peron. Makanya mereka kaget, waktu melihat Ibuku benar-benar sudah bisa berjalan. Terima kasih Pak Satpam semua atas kebaikannya, Mohon maaf saya tidak bisa membalas apa-apa untuk Kalian semua..."

Hampir sembuh

Hingga sekarang sudah lewat dari setahun lebih, kondisi Ibuku sangat membaik dan bisa berjalan lebih lancar, tetapi untuk menopang Kesehatannya, beliau masih disuntik dengan Insulin setiap harinya dengan waktu yang berbeda.

  • Pukul 07.00 pagi (Sesudah sarapan pagi)
  • Pukul 13.00 siang (Sesudah makan siang)
  • Pukul 19.00 malam (Sesudah makan malam)
  • Pukul 22.00 malam (setelah ngemil atau makan buah-buahan)


Berhubung Kami hanya keluarga kecil, terdiri dari Ayah, Ibu, Saya dan Adik Perempuan. Maka kami biasanya gantian dalam menyuntik ke Ibu, saya setiap pagi dan siang, Adik setiap sore selepas ia pulang kuliah dan Ayah saya setiap jam 22 malam, karena beliau baru pulang kerja pukul 20 malam.

Selain dengan Insulin kami juga mencoba untuk melakukan pengobatan tambahan untuk Sang Ibu dengan:

  • memberikan obat-obatan herbal
  • sop yang banyak mengandung nutrisi
  • diet dengan hanya memakan beras merah
  • tidak memakan nasi yang baru tetapi nasi yang kemarin*
  • mengurangi minum teh dengan banyak gula
  • memberikan buah-buahan yang tidak terlalu manis


Pada bulan September lalu. selepas Iedul Fitri, kadar gula Ibuku sempat menjadi normal kembali, yaitu di kisaran 120 mg/dl. Tetapi karena merasa sudah baikan dan kondisi kakinya sudah sembuh, akhirnya Ibuku terlena, hingga pada minggu kemarin (12 februari) beliau sangat kaget ketika memeriksakan kadar gulanya ke sebuah Laboratorium ternyata naik drastis menjadi 330 mg/dl.

Sekarang Ibu menjadi lebih waspada, dan berusaha untuk mengurangi memakan nasi putih dan makanan yang sangat dilarang seperti garam dan kecap.

Huuf, semoga saja nanti pas di check kembali kadar gula beliau kembali normal. Meskipun sulit untuk diobati, tetapi Diabetes bukan berarti tidak bisa  disembuhkan...

* * *

*Foto-foto Dokumen pribadi.






8 komentar:

  1. Semoga Ibunda lekas sembuh yaaah mas.. *turut berdoa*

    BalasHapus
  2. subahanallah, semoga ibunda cepat sembuah ya.
    almarhum ayah meninggal karena diabetes dan luka di kakainya tdk bisa disembuhkan.
    Semoga ibunda lekas pulih ya.

    salam
    Omjay

    BalasHapus
  3. Tak ada yg tak mungkin di hadapan ALLAH SWT, semua tergantung niat & ikhtiar yg kita lakukan pakah penuh keikhlasan kepadaNYA DALAM MENERIMA & MENJALANINYA / tidak? Serta terakhir tentunya Ijin dari Sang KHALIK. Insya'Allah dapat segera pulih kembali dengan sehat wal'afiat utk Ibunda tercinta serta diberi kekuatan iman & kesehatan jasmani rohani bagi keluarga disekitarnya yg mendampingi beliau dengan setia ~Mr.WHY~

    BalasHapus
  4. subhanallah...... perjuangan ibunda yang sangat mengharukan...sekali mudah"an beliau di kasih kekuatan & keta'bahan dalam menghadapi coba'an ini..semoga ibunda bisa pulih seperti sedia kala...amin..allahumma aamiin..
    ~nissa~

    BalasHapus
  5. subhanallah..... mengharukan mudah"an ibunda di beri kekuatan lahir & batin...dalam menghadapi coba'an ini...semoga bisa sembuh normal kembali..tiada kata ga mungkin di hadapan ALLAH SUBHANAHU WA'TAALA..
    ~Nissa~

    BalasHapus
  6. smoga ibunya lekas sembuh y !! Amin

    BalasHapus
  7. Barangkali tidak ada cinta yang benar-benar baru di dunia ini selain cinta pertama. Setiap orang punya kisah masa lalu.
    obat herbal kista

    BalasHapus

Ingin komentar tapi tidak tahu caranya?

Klik panah ke bawah di sebelah kanan "Beri Komentar Sebagai" Pilih ID Name/URL. Isilah nama anda. Bila tidak punya URL, kolom ini kosongkan saja. Klik Poskan Komentar. Kalau anda ragu, silahkan klik Pratinjau. Terima kasih.