"learn from yesterday
live for today
and hope for tomorrow"
Pada awalnya saya sama sekali tidak berminat untuk mengikuti kegiatan organisasi, apalagi dalam pemerintahan. Tapi, setelah saya melihat sebuah selebaran yang ditempel dekat dinding warung makan milik Ibu, saya jadi tertarik untuk mencobanya. Apalagi setelah melihat syarat-syarat utamanya dalam pencalonan anggota LMK itu sendiri tidak begitu sulit untuk dilakukan.
Akhirnya saya mendaftarkan diri untuk ikut serta dalam pencalonan tersebut, pertama adalah dengan mengurusi surat keterangan kelakuan baik atau yang sekarang disebut sebagai Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) di Kantor Polsek Jakarta Barat. Setelah itu saya langsung menuju ke Puskesmas untuk melakukan Pemeriksaan Kesehatan. Kemudian saya langsung menuju ke SMA saya untuk meminta Cap Stempel Ijazah yang di Legalisir. Lalu yang terakhir adalah melakukan pemotretan foto ukuran 4x6 untuk dilampirkan sebagai salah satu syarat mengikuti Pencalonan tersebut.
Saya mendaftarkan diri pada tanggal 26 kemarin, saat-saat terakhir batas pengumpulan formulir. Tapi untungnya tidak sampai terlambat, jadinya saya bisa mengikuti acara pencalonan sesuai rencana.
Sebelum waktunyan tiba, saya sempat mengalami sindrom kekhawatiran yang sangat akut. Bukan apa-apa, saya belum pernah mengikuti acara ini. Dan juga, khawatir nanti, saat melakukan pembacaan Visi dan Misi saya akan berantakan karena grogi dilihat oleh orang banyak. Tetapi akhirnya dengan menguatkan diri, saya bisa juga untuk tampil ke depan untuk membacakan Visi dan Misi jika terpilih nanti.
Saat menyampaikan Visi dan Misi... |
Meskipun badan ini gemeteran saking grogi, Alhamdullilah saya dapat juga menyampaikan pidatonya,
- Misi saya adalah mengerjakan tugas sembari Belajar.
- Sedangkan Visi saya adalah, pertama "Memasyarakatkan Internet atau Menginternetkan Masyarakat". Karena sekarang sedang mewabah demam Facebook, Twitter dan Youtube, maka saya akan mensosialisasikan gerakan untuk Berinternet yang sehat. Jadi, kalau kaum remaja berselancar di Internet, tidak hanya chatting atau main game online saja, tetapi harus produktif. Seperti melayangkan tulisan di Kompasiana, Membuat Blog tentang Pengetahuan, atau mengikuti forum-forum yang sangat mendidik. Saya juga akan mencoba membagikan kisah saya tentang menulis itu asyik kepada rekan-rekan remaja kita.
Visi saya yang kedua "Meremajakan Kaum Pemuda dan Memudakan Kaum Remaja". Untuk yang satu ini, saya berharap Kaum Pemuda sebagai Generasi Penerus Bangsa dapat diberikan kesempatan dalam berorganisasi dan bersosialisasi dalam ruang lingkup di RT, RW maupun Kelurahan. Sebabnya apa, sekarang ini, kalau Pemuda tidak diarahkan ke jalan yang benar, nantinya dikhawatirkan apabila jalannya sudah melenceng, maka tindakan ke depannya juga dapat menyimpang jauh. Apalagi untuk menghindarkan dari kaum Pemuda dari Judi, Minuman Keras atau Narkoba. Untuk itu harus dapat dicegah dengan berbagai kegiatan seperti Futsal, Badminton, maupun berbagai macam kegiatan lainnya agar mereka mau bersosialisasi dan berinteraksi.
Karena kalo tidak dari sekarang Kaum Pemuda diberi kesempatan,
mau kapan lagi...
* * *
Kemudian setelah acara yang berlanjut sampai Pemungutan suara, tinggal menunggu Penghitungan Suara dilakukan.
Saya hanya dapat berdebar-debar menunggu hasilnya, karena calon lainnya adalah Incumbent. Sebelumnya pernah menjabat sebagai Dewan Kelurahan (Dekel) pada periode yang lalu. Sudah begitu rumah kami pun bersebelahan, hanya terpisahkan oleh segaris tembok. Dan Beliau beserta Istrinya adalah Guru Mengaji saya, yang banyak memberikan Ilmu kepada saya. Jadinya sempat terjadi dilema, pada saat saya akan mengajukan sebagai Calon bersanding dengan Beliau.
Tapi berhubung, kita tinggal di Negara Indonesia yang Demokrasi. Sebuah negara yang menganut paham bebas mengutarakan Pendapat bagi setiap warganya selagi masih dalam batas-batas kewajaran, maka saya memantapkan diri untuk mengikuti pencalonan tersebut.
* * *
"Sebuah pisau yang tumpul dan berkarat, apabila setiap hari terus diasah secara rutinmustahil kah tidak bisa tajam melebihi pedang"
* * *
Hasil Penghitungan Suara |
Akhirnya setelah melalui mekanisme yang panjang, penghitungan suara dapat dilakukan. Riuh rendah suara tepuk tangan saling bergemuruh diantara hadirin yang datang mengikuti acara. Dan hasilnya, sesuai prediksi saya sendiri maupun orang banyak. Saya kalah dengan hasil 14 : 46 : 2.
Saya mendapatkan 14 suara, Calon lainnya mendapatkan 46 suara, serta Blangko 2 suara...
Yaah, akhirnya saya kalah ketika mengikuti pemungutan suara untuk yang perdana itu. Tetapi bagi saya sendiri pun tidak masalah, karena hitung-hitung saya belajar, mumpung masih muda. Siapa tahu, kegagalan hari ini dapat menjadikan cambukan untuk saya di masa depan, mungkin saya bisa jadi Lurah, Camat atau Walikota...
Toh, ke depannya nanti siapa yang tahu???
Meskipun berandai-andai, kan "suatu saat" dapat terjadi juga.
* * *
kegagalan bukan berarti akhir dari segalanya...
* * *
----------Choirul Huda----------
____________________________________________________________
Sumber Foto : Dokumen Pribadi
Tulisan ini hanya Opini Pribadi
Penulisan Nama, Tempat dan Kejadian didasarkan pengalaman yang saya alami sendiri
____________________________________________________________
Tulisan-tulisan terkait: