Kamis, 21 April 2011

Sahabat: Kesan-kesan Terakhir Untuk Mu...

...sahabat itu, tidak hanya ada dalam suka dan duka  
atau saat kita senang dan bersedih  
tetapi, sahabat adalah seseorang yang berada  
disaat kita sedang bingung menentukan arah  
diantara memilih jalan hitam atau putih...
* * *



Ah, kawan...

Ingatkah sewaktu kita bersama-sama dahulu?

Saat kita mengarungi lautan, untuk menyebrang dari Kalimantan menuju Jawa

Kau menggigil gemetaran karena tidak kuat menahan mabok laut...

Atau saat didalam kapal kau tidak makan selama tiga hari tiga malam, saking merasa mual dan muntah-muntah.

Atau saat kita mencuri beberapa botol minuman arak dari lemari es Kapten dan awak kapal, hanya untuk mengalahkan rasa mabok laut hingga setelahnya malah mabuk benaran...

* * *

Ingatkah saat kita pergi dari Jakarta menuju Cirebon, dan kau memutuskan untuk singgah sementara di sebuah warung remang-remang di pinggir jalan...

Kau mengatakan, hanya sementara untuk ngopi dan ngerokok sebentar (walau akhirnya meminum tiga botol bir).

Namun, setelah terlena, kau memutuskan untuk berlanjut hingga pagi hari bersama sesosok "bidadari sesaat", dan aku, kau biarkan sendiri ditemani beberapa bidadari lainnya dalam satu bilik yang sempit...

Hingga akhirnya;

Ah, kenangan semalam suntuk yang benar-benar tak terlupakan...

* * *

Ingatkah kau saat aku hampir diterabas parang penduduk setempat, dan kau mati-matian untuk membelaku.

Hingga akhirnya, malah kita berdua dikejar-kejar sampai ujung tapal desa. Untung nasib baik masih menghampiri, karena kita bertemu dengan Kepala Pemuda setempat yang melerai dan akhirnya mendamaikan.

Ingatkah sewaktu kita, bersama Sahabat yang lainnya rela "hanya" makan nasi putih tok! saking kosongnya, bahan makanan sehingga dengan lauk sambal terasa nikmat... Karena tempat kita terisolasi untuk keluar, akibat hujan deras...

Atau saat kita bersama-sama menangkap Ular sawah dan seekor Biawak, sewaktu melintasi hutan rimba yang lebat lagi tak berpenghuni...

* * *

Atau, saat aku menghadiri tempat peristirahatan-Mu yang terakhir!

Akibat over dosis...

Padahal, saat malam harinya, kita masih bercengkerama dibalut kesenangan duniawi,

Dan, kau lah yang menasehatiku untuk berhenti dari yang namanya lingkaran setan

Namun, takdir berkata lain...

Justru, kau sendiri yang mengorbankan diri sebagai Contoh.

Agar aku dan lainnya, tidak terperosok sepertimu.

Ah,

Sampai kapanpun, Kau masih Sahabatku...

* * *

__________________________________________________________________

Rekaman Jejak, Untuk-Mu Sahabatku...

Sahabat, tidak hanya dalam suka dan duka...

Tetapi juga dalam Berbagi,

Bersosialisasi

Bermain-main dengan penghuni rimba raya...

Bersenda gurau ditengah kepenatan rutinitas kerjaan

Hidup abu-abu, tidak hitam pekat atau putih polos.

Ah, kapan lagi mengalami seperti dulu...?

* * *




Bersambung...

* * * * Choirul Huda * * * *
__________________________________________________________________

Untuk-Mu, Sahabatku, sekaligus Mentor dalam hidupku.

Foto: Dokumen Pribadi
__________________________________________________________________

Tulisan Terkait:

- Sahabat itu, adalah...

- Hidup ini tidak hanya Hitam pekat atau Putih bersih!








* * * By: roelly87.blogspot.com * * *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Ingin komentar tapi tidak tahu caranya?

Klik panah ke bawah di sebelah kanan "Beri Komentar Sebagai" Pilih ID Name/URL. Isilah nama anda. Bila tidak punya URL, kolom ini kosongkan saja. Klik Poskan Komentar. Kalau anda ragu, silahkan klik Pratinjau. Terima kasih.